monokorobotosomono

monokorobotosomono
in bandel city

Selasa, 07 Februari 2012

KEARIFAN LOKAL DAN TRADISI MASYARAKAT DI MALUKU TENGGARA DALAM MENGOLAH DAN MEMENFAATKAN TELUR IKAN

TUGAS ANTROPOLOGI MASYARAKAT PESISIR KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN TELUR IKAN TERBANG (Gorngon) DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA KECAMATAN KEI BESAR UTARA TIMUR DESA BANDA ELY DISUSUN OLEH : FITRIANI BORUT 2010-68-014 PROGRAM STUDI AGROBISNIS JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2011 KATA PENGANTAR Puji dan syukur Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena Berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyusun tugas ini tepat pada waktunya. Tugas ini membahas “Kearifan Local dan Tradisi Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan di Maluku”. Dalam Penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan pedoman atau literature yang menjelaskan tentang definisi tersebut serta mencari melalui internet ( Jejaring Sosial ) maka hambatan itu bisa terarasi. Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari Dosen serta Teman-teman sangat Penulis harapkan untuk penyempurnaan tugas ini dan tugas-tugas selanjutnya. Demikian dan Terima Kasih semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Ambon, Desember 2011 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kepulauan Maluku yang terletak pada 3o LU - 9 o LS dan 124 o BT -136o BT. Yang bagian terbesarnya adalah maritime yang didalamnya tersimpan bermacam-macam hasil laut baik yang sudah dikenal serta diketahui penduduk sekitar dan dunis luar maupun yang masih langka dan belum banyak dikenal atau diketahui orang. Mengingat pentingnya hasil produksi laut dimasakini dan dimasa yang akan datang, maka kami sebagai putra dan putri Malaku, melihat akan besarnya potensi kelautan diberbagai segi kehidupan maka saya terdorong untuk lebih banyak mengenal kearifan local yang dimiliki oleh masyarakat Maluku dan pemanfaatan serta pengolahan sumberdaya perikanan dan kelautan. Sumberdaya perikanan tersebut lebih dikhususkan mengenai objek “telur ikan“ Yang terdapat di perairan Maluku Tenggara. B. RUMUSAN MASALAH Sesuai judul diatas maka masalah yang menjadi pokok penulisan adalah “gorngon”. Jadi • Bagaimana kearifan local dan tradisi masyarakat di Maluku Tenggara khususnya di Desa Banda Ely dalam pemanfaatan dan pengolahan sumberdaya perikanan ? C. TUJUAN Tujuan khusus dari penulisan ini yakni agar dapat mengetahui sumberdaya perikanan yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Banda Ely seperti Telur ikan (gorngon) merupakan potensi kelautan yang harus dimanfaatkan dengan berbagai kearifan seperti dalam menentukan waktu pemunculan sampai pada pengolahan dan pengawetan gorngon. BAB II PEMBAHASAN A. KEADAAN GEOGRAFI Secara geografis, Kota Maluku Tenggara (kepulaian Kei) terletak di sebelah Tenggara Maluku antara 50 – 6,50 lintang selatan dan 1310 – 133,50 bujur timur. Yang disebelah Selatan utara berbatasan dengan Irian Jaya (Papua),sebelah Selatan Timur berbatasan dengan Pulau Aru, dan bagian Barat berbatasan dengan laut Banda. Kepulauan tersebut terdiri atas 112 pulau yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu Kepulauan Kei Besar (Nuhu Yut) dan Kepulauan Kei Kecil (Nuhu Roa), serta 3 kelompok kecil, yakni Kur, Tayando, dan Tanimbar. Kepulauan Kei Besar terdiri atas 3 pulau terdiri atas 44 desa dengan luas wilayah ± 581 km2 dan 17 pulau lainnya berada dalam wilayah Kepulauan Kei Kecil terdiri atas 72 desa dengan luas wilayah ± 2.468 km2. Dengan demikian, luas Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan ± 3049 km2 yang terbagi ke dalam 10 kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata 22 jiwa per-km2 untuk kepulauan Kei Besar dan 68 jiwa per-km2 untuk kepulauan Kei Kecil. B. KONDISI PERIKANAN Potensi perikanan di Maluku Tenggara begitu melimpah, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga nelayan kerap membuang hasil tangkapannya akibat terbatasnya pembeli. C. KLASIFIKASI IKAN TERBANG Ikan terbang (Exocoetidae) adalah ikan pelagis kecil dengan cirri unik, yaitu dapat terbang di permukaan (Tambunan, 2006). Ikan terbang merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan diperairan tropis dan subtropics dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur. Ikan terbang ini merupakan penghuni perairan permukaan laut terbuka (lingkungan oseanis), juga neritik dan daerah pesisir. Klasifikasi dari ikan terbang yang ditemukan diperairan Kabupaten Maluku Tenggara : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Beloniformes Famili : Exocoetidae D. KEARIFAN TRADISIONAL Kearifan tradional yang dimaksudkan yaitu suatu kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan, seperti pemanfaatan Telur ikan terbang (gorngon). • Pemanfaatan Ngorngon Gorngon adalah nama yang diberikan oleh rakyat Maluku Tenggara khusus masyarakat di Desa Banda Ely kepada jenis telur ikan terbang yang terdapat khususnya di perairan Maluku Tenggara yang muncul hanya sekali dalam setahun atau pada musim timur, dalam jumlah yang sangat besar dipermukaan laut dan diambil oleh penduduk setempat. Gorngon biasanya muncul diperairan Desa Banda Ely dan desa-desa lainya. Munculnya gorngon tersebut dan diambil oleh masyarakat setempat dinamakan musim lala gorngon. Kegiatan lala gorngon dilakukan disemua desa di Kei besar maupun di Kei kecil. • Kearifan dalam menentukan waktu pemanfaatan ngorngon Telur ikan muncul pada musim timur tepatnya pada bulan April - Oktober. Musim Timur berasal dari angin yang bertiup dari arah tenggara Maluku ke sebelah barat, sehingga mendorong massa air permukaan laut banda menuju ke laut Flores dan laut Jawa. Kejadian ini mengakibatkan naiknya massa air bagian bawah laut Banda ke permukaan yang dikenal dengan peristiwa upwelling. Padamisim timur ini di perairan Maluku mengakibatkan lautan menjadi lebih subur dan terjadi fenomena pemijahan dan menetesnya telur berbagai jenis ikan di perairan yang terhubung dengan laut Banda (Augy Syahailuta,2008). Ikan terbang akan melakukan pemijahan sehingga akan meletakkan telur-telurnya di rumput laut. Pada musim timur di Maluku Tenggara biasanya ikan terbang akan melakukan pemijahan bersamaan dengan berkembangnya rumput laut dikarang-karang sekitar perairan laut. Rumput laut biasanya di sebut oleh masyarakat di desa Banda Ely dengan sebutan lat. Pada saat gelombang tinggi maka rumput laut (lat) akan terlepas dari karang kemudian terapung di permukaan perairan laut dan pada saat itulah ikan terbang akan bertelur. Munculnya telur ikan telah diketahui oleh masyarakat desa Banda Ely karena desa berada tepat dengan perairan laut (masih terkena hembusan air laut). Telur ikan ini muncul 1 kali dalam setahun. Pemanfaatan ngorngon oleh masyarakat biasanya dilihat dari ukuran dan warna. Seperti telur ikan berukuran super yang berwarna kuning biasanya sering dikonsumsi langsung oleh masyarakat dengan kearifan dalam mengolah ngorngon dan mempunyai kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh masyarakat setempat. Sedangkan ukuran kecil berwarna kecoklatan bertanda telur ikan yang sudah mau menetas sehingga masyarakat kurang mengkonsumsi secara langsung namun masyarakat menjemur atau dikeringkan terlebih dahulu baru diolah menjadi makanan yang sangat lezat. Halini tergantung dari minat dan selera masing-masing. Kearifan masyarakat dalam menentukan waktu kemunculan ngorngon ini sangatlah unik karena tidak diketahui dan tidak didapat dari pendidikan manapun tetapi tetapi diketahui secara turun temurun, dan diteruskan dari generasi ke generasi dan tetap terjaga hingga saat ini. Hal yang unik juga ditemukan di desa ini adalah sebelum telur ikan diambil, ada orang yang diberi tugas untuk memantau muncuknya telur ikan diperairan laut. Maka orang tesebut akan pergi bersama sampan dan alat-alat untuk mengambil telur dan sekaligus mencari ikan kemudian balik ke desa dan memberitahukan bahwa ikan terbang sudah banyak bertelur dengan berbagai ukuran dan warna telur ikan. Dan orang tersebut akan memberitahukan daerah keberadaan telur ikan tersebut agar masyarakat lain atau nelayan lain dapat pergi ke daerah tersebut dan mengambilnya dengan semua perlengkapan ke perairan laut untuk memanfaatkan telur ikan. • Kearifan masyarakat menggunakan alat dalam pemanfaatan telur ikan (ngorngon) Dalam pemanfaatan ngorngon, perlu menggunakan alat. Alat yang digunakan cukup sederhana dan masih bersifat tradisional. Alata yang dipergunakan ada yang masih dipergunakan dari dulu sampai sekarang, tetapi ada juga yang sudah dimodifikasi sesuai perkembangan zaman. Alat yang digunakan juga merupakan alat yang sifatnya tidak berlebihan.selain itu alat tersebut sangat sederhana dan praktis sehingga tak membuat masyarakat yang menggunakannya kesulitan dalam mempraktekkan. Alat yang digunakan dalam pemanfaatan tekur ikan antara lain : • Lampu petromaks. Lampu petromaks digunakan sebagai alat penerang yang sangat membantu untuk mencari telur ikan ini. Lampu petromaks juga berfungsi untuk menarik perhatian ikan. Karena masyarakat didesa Banda Ely memanfaatkan malam hari untuk turun mencari telur ikan, dan ikan.Kemunculan telur ikan (ngorngon) ini bukan hanya dimalam hari, namun juga pada siang hari. Tergantung pemisahan yang dilakukan ikan terbang sepanjang musim timur. • Parang/pisau Parang atau pisau digunakan untuk memotong telur ikan yang menempel pada rumput laut yang telah terlepas dari terumbu karang yang mengapung pada permukaan perairan laut. • Karung dan Ranjang Karung dan ranjang digunakan untuk mengisi telur-telur ikan yang telah diambil di perairan laut. • Kearifan Masyarakat Dalam Mengolah dan Mengawetkan Telur ikan (gorngon) Telur ikan saat pemunculannya, diambil secara langsung oleh masyarakat karena merupakan makanan yang lezat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dari kandungan gizi yang dimiliki oleh telur ikan ini maka masyarakat mempunyai berbagai macam kearifan dalam mengolah serta mengawetkan telur tersebut. Sebagai berikut : a. Kearifan Masyarakat dalam pengawetan telur ikan (gorngon) 1. Pengasapan gorngon Pengasapan gorngon dalam bahasa Banda Ely adalah rasaik gorngon ini merupakan produk olahan dan juga bentuk pengawetan. Sebelum gorngon diproses terlebih dahulu gorngon dipisahkan dari rumput laut yang dijadikan tempat bertelur bagi ikan terbang. Kemudian direndam didalam ember yang berisi air laut selam 5 menit dan selanjutnya di letakkan diatas para-para yang ada di masing-masing rumah masyarakat Banda Ely. Pengawetan yang dilakukan oleh masyarakat di desa tersebut merupakan suatu kearifan yang selalu dilakukan turun-temurun. Dan juga proses pengasapan ini akan rendah menyebabkan telur ikan tahan bila disimpan dalam jangka waktu yang lama. Skema Alur Pengasapan Gorgon 2. Pengeringan gorngon Pengeringan dilakukan dengan cara telur ikan mentah yang diambil kemudian dibersihkan dari sisa-sisa rumput laut yang menjadi tempat pemijahan telut ikan terbang kemudian dijemur hingga kering. Pengeringan ini menggunakan cahaya matahari dan proses pengeringan tidak membutuhkan waktu yang lama sekitar 7-8 jam saja. Produk pengawetan ini dapat menjadi cadangan makanan bagi masyarakat setempat. Skema Alur Pengeringan Gorgon b. Kearifan Masyarakat Dalam Mengolah Laor 1. Matbik gorngon Matbik gorngon adalah nama yang diberikan oleh masyarakat Kecamatan Kei besar kepada jenis olahan gorngon mentah yang dicampur dengan air kelapa yang dipanaskan pada tungku hingga rasa air kelapa menjadi asam kemudian dicampur dengan cabai, bawang merah dan daun sere. Untuk jenis olahan ini sangat digemari oleh masyarakat, karena rasanya yang nikmat. Skema Alur Pengolahan Matbik Gorngon 2. Gorngon tumis Gorngon tumis adalah jenis produk olahan dimana gorngon yang telah diawetkan dengan cara pengeringan atau pengasapan direndam terlebih dahulu dengan air panas sehingga telur ikan mengembang. Kemudian ditumis dengan menambahkan cabai, bawang merah, bawang putih, halia, daun sere, dan lengkuas. Setelah bumbu-bumbu ditumis, kemudian gorngon dimasukkan dan di gongseng hingga benar-benar masak. Untuk jenis olahan ini, gorngon bias bertahan hingga jangka waktu 3 hari. Skema Pengolahan Gorngon Tumis 3. Gorngon kua santan Gorngon kua santan ini merupakan jenis olahan yang sangat di sukai oleh masyarakat di Maluku Tenggara dan juga di Desa Banda Ely. Sebelum di konsumsi pertama-tama laor yang dikeringkan direndam dengan air panas kemudian dicampur dengan cabai, bawang merah, bawang putih, halia, daun sere, dan lengkuas. Setelah bumbu dicampur hingga merata kemudian ditumis bersamaan dengan gorngon dan dicampur dengan santan kelapa.untuk jenis olahan ini sangat mudah dan praktis untuk dipraktekkan karena prosesnya yang sederhana dan bumbu-bumbu yang mudah didapatkan. Skema Pengolahan Gorngon Kua Santan • Pemasaran gorngon Pemasaran yang dilakukan dengan adanya aktivitas lala ngorngon atau mengambil telur ikan ini menjadi suatu nilai ekonomis tersendiri bagi masyarakat di Desa Banda Ely. Nelayang yang melakukan aktivitas ini tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan selama musim timur berlangsung dan sisanya bias dapat dijual untuk keuntungan mereka. Telur ikan yang telah masuk di pasaran merupakan telur ikan yang berukuran super, berwarna kuning. 1 kilogram telur ikan (gorngon) ini diberi harga Rp 200.000 sedangkan gorngon yang telah dikeringkan harga per kilogram berkisar Rp 10.000 – 15.000. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN • Hasil perikanan yang biasa di manfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara pada musim timur adalah pemanfaatan telur ikan yang dihasilkan oleh ikan terbang (exocoetidae). • Kemunculan telur ikan terbang ini sudah dapat diketahui oleh masyarakat setempat dengan berubahnya musim barat ke musim timur. Yang pertama-tama gelombang serta angin yang kencang akan men • Kearifan masyarakat Kecamatan Kei Besar Desa Banda Ely terletak pada bagaimana masyarakat memanfaankan hasil-hasil perikanan yang ada disekitar perairan. kearifan yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari waktu pemunculan gorngon hingga kearifan dalam mengolah serta mengawetkan gorngon. B. SARAN DAFTAR PUSTAKA 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar