monokorobotosomono

monokorobotosomono
in bandel city

Selasa, 10 April 2012

Rumput Laut Yang Memiliki Nilai Ekonomis di Perairan Maluku serta Peta Persebarannya


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Rumput laut atau juga algae merupakan salah satu sumberdaya alam yang tingkat keragamannya sangat tinggi. Provinsi Maluku yang 90 % wilayahnya terdiri atas lautan, mamiliki potensi sumberdaya laut yang cukup besar, satu diantaranya rumput laut. Keberadaan rumput laut dalam ekosistem sangat penting hal ini berkalutan dengan aktivitas fotosintesis yang terjadi pada rumput laut.
Rumput laut (seaweed) merupakan salah satu tumbuhan laut yang sangat berperan bagi ekosistem wilayah pesisir, sebagai tempat memijah, tempat asuhan dan tempat mencari makan, terutama bagi ikan herbivore serta tempat berlindung berbagai jenis biota laut (Atmadja et al, 1990). Kehadiran komunitas rumput laut sebagai produsen primer adalah penyumbang biomassa terbesar terhadap sistem tropic di laut dan merupakan sasaran utama laut di laut pada kenyataannya banyak dipengaruhi oleh berbagai factor pengontrol baik biotik maupun abiotic.
Pemanfaatan rumput laut dewasa ini telah dikembangkan secara luas dalam berbagai bidang industry sebagai bahan baku makanan, minuman,obat-obatan, farmasi,kosmetik, dan sebagai bahan tambahan pada proses industry plastic,baja, dll (Atmadja et al, 1990).keperluan dunia terhadap rumput laut yang cenderung meningkat memaksa peningkatan teknologi secara berlebihan dalam rekayasa genetic maupun penambahan bahan kimia (zat perangsang) secara berlebihan ditakutkan akan mempengaruhi eksistensi rumput laut secara luas.

B.      Tujuan
“ agar dapat mengetahui makro algae atau rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting serta penyebaran rumput laut di perairan Maluku dan sekitarnya ”


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Algae (Rumput laut)
Di perairan Maluku diperkirakan terdapat lebih dari 75 jenis rumput laut. Dari jumlah tersebut kira-kira ada lima belas jenis yang kelimpahan cukup besar dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai konsumsi sendiri atau sebagai komoditas ekspor (LON-LIPI, Ambon, 1988)
Rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting di Maluku
Sampai saat ini hanya jenis algae dari golongan algae merah (Rhodophyceae) yang memiliki nilai ekonomis yaitu :
-          Jenis agarofit seperti Gracilaria
-          Jenis Carrageenofit misalnya Euchema dan Kapphycus
Sedangkan golongan algae hijau (Chlorophyceae) hanya di konsumsi lokal, misalnya Caulerpa.
Kemudian dari sumber yang didapatkan pada Puslitbang Oseonologi-LIPI di Ambon oleh Kresno Yulianto dan Kurnaen Sumadhiharga pada karya yang berjudul “Komunitas Rumput Laut di Perairan Pulau Geser dan Pulau Makola Seram Timur Maluku Tengah. Menulis bahwa rumput laut yang mempunyai nilai ekonomi seperti Gracilaria Hypnea dan Eucheuma didapatkan dalam jumlah cukup besar di Maluku dan biasa dimanfaatkan masyarakat setempat untuk di konsumsi sendiri atau komoditi ekspor. Di Maluku Utara, pulau Limbo dengan kecamatan Taliabu barat terdapat rumput laut marga Eucheuma yang diusahakan sejak tahun 1968, panen dilakukan 2 kali setahun, rata-rata tiap kali panen menghasilkan 60 ton berat kering. Di Seram Timur Maluku Tengah merupakan daerah rumput laut marga Eucheuma utama di seluruh seram. Rumput laut tersebut diusahakan sejak tahun 1966 dengan rata-rata produksinya 130 ton kering setiap tahunnya (Mubarak, 1974).

B.      Habitat dan Penyebaran Rumput Laut
-          Daerah penyebaran dan produsen rumput laut di perairan Maluku antara lain Maluku Utara terutama di P. Limbo, P. Doi, Ngele-ngele (Halmahera Utara), Jorongan (Halmahera Selatan). Dari pulau Limbo dapat dihasilkan 60 ton Eucheuma kering setiap kali panen. Maluku Tengah merupakan penghasil Eucheuma, Gracilaria dan Hypnea terutama daerah Seram Timur yaitu P. Geser, P. Seram Rei, P. Kefing, P. Kifar, P. Nukus dan P. Grogos.
-          Sedangkan di Seram Barat adalah P. Osi dan di Seram Utara adalah P. Tujuh. P. Nusalaut terutama desa Ameth merupakan penghasil Hynea dan Gracilaria.
-          Maluku Tenggara merupakan penghasil Eucheuma terutama Kep. Aru yang dapat menghasilkan  ± 600 ton per tahun. Di daerah ini ada 4 daerah penghasil rumput laut utama yaitu Krei Baru, Karanwaira, Warialau dan Mohangsel. Selain di kepulauan Tanimbar bagian Utara yaitu di Matiratan, Watidal, Pulau-pulau Nuslima, Nurhat, dimana dalam setiap kali panen dapat dihasilkan 50 ton. Sedangkan Kep. Tanimbar Selatan dapat menghasilkan 60 ton selatan.
-          Di Maluku Turbinaria ornata di temukan pada beberapa lokasi antara lain di Maluku Tenggara Barat (Kecamatan Selaru, Kecamatan Wermaktian, Kecamatan Tanimbar Utara, dll), Pulau Osi-Kabupaten Seram Bagian Barat, di Desa Hutumuri, dan  beberapa daerah lainnya.
-          Di Pantai Selatan Geser ditemukan tumbuhan rumput laut (Seaweed) dan alang-alang laut (Seagress).
-          Rumput laut juga ditemukan di P. Makola daerah yang mempunyai karang penghalang, walaupun pulau tersebut berhadapan langsung dengan laut banda disebelah selatannya dan laut seram disebelah utaranya, tapi keadaan pantainya relatif tenang karena terlindungi dari pukulan ombak. Dari hasil penelitian di pantai Pulau Makola peroleh 41 jenis algae, terdiri dari 24 jenis algae merah (Rhodopyta), 9 jenis algae hijau (chlorophyta) dan 8 jenis algae coklat (Phaeophyta). Dengan proporsi jenisnya masing-masing 66%, 26% dan 8 %.

C.      Prospek Pengembangan
Prospek pengembangan industry rumput laut di Provinsi Maluku sangat baik, karena hal ini didukung oleh beberapa factor misalnya,
a.      Sumberdaya rumput laut melimpah dan murah
b.      Lahan pengembangan budidaya tersedia sangat luas
c.       Permintaan pasar baik nasionall maupun internasional cukup tinggii dan
d.      Kualitas karagenofit sangat baik dengan hasil ekstrasi 60-80% untuk ‘carrageenan’ dan 66-90% untuk ‘semi refined carrageenan’.

D.  Peta Penyebaran



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

Prospek pengembangan komoditi hasil perikanan ekonomis penting di perairan Maluku sangat baik. Sampai saat ini tingkat pemanfaatannya masih dibawah tingkat optimal. Walaupun data ilmiah belum tersedia dengan lengkap, namun dari data sekunder yang ada hal tersebut diatas dapat dipercaya.
Prospek pengembangan sumberdaya hayati laut di Maluku seperti rumput laut mulai di kembangkan di berbagai Pulau-pulau yang ada di perairan Maluku. Rumput laut yang memiliki nilai ekonomis yaitu Gracilaria, Euchema, Kapphycus, dan Caulerpa.

B.      Saran
Sumberdaya rumput laut yang melimpah di berbagai perairan Maluku seharusnya masyarakat pesisir menyadarinya bahwa perlunya pemanfaatan serta pengembangan budidaya agar dapat menghasilkan nilai ekonomi. 
  

DAFTAR PUSTAKA

Atjep Suwartana 1985. Sumberdaya Laut Perairan Maluku dan Masalah Pengembangannya. LIPI – Lembaga Oseonologi Nasional Ambon.

Kresno Yulianto dan Kurnaen Sumadhiharga 1987. Komunitas rumput laut di perairan Pulau Geser dan Pulau Makola Seram Timur Maluku Tengah. Puslitbang Oseonologi – LIPI Ambon.

Z. Arifin, S.A. Yusuf, L.F. Wenno, A.M. Hatta dan E. Yusron 1991. Potensi Komoditi Hasil Perikanan Ekonomis Penting di Perairan Maluku. Puslitbang Oseonologi – LIPI Ambon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar